Cara Membuat Batik Cap Beserta Alat dan Bahannya
Mengacu pada KBBI, batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu; kain batik.
Batik merupakan kerajinan khas Indonesia sekaligus sebagai ikon budaya yang mendunia.
Ada 5 macam batik menurut cara pembuatannya, yaitu batik tulis, batik cap, batik lukis, batik sablon, dan batik printing.
Menurut KBBI, batik cap yaitu batik yang dibuat menggunakan cap.
Wikipedia menyebutkan, Batik Cap adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang menggunakan canting cap.
Jadi cara kerja dalam proses produksi batik cap dapat dikatakan mirip dengan stempel, yaitu mencapkan motif batik pada kain menggunakan canting cap.
Jika pada stempel menggunakan tinta, pada batik cap menggunakan malam (lilin) yang telah dipanaskan.
Alat-Alat Pembuatan Batik Cap
Meja Cap
Meja cap digunakan sebagai tempat untuk mengecap kain mori.
Bantalan
Digunakan untuk melapisi permukaan meja, bantalan ini biasanya terbuat dari busa setebal 10 cm.
Selain busa, bantalan meja cap juga dilengkapi dengan kain blacu dan kain serak tipis yang selalu dalam keadaan lembab.
Canting Cap
Merupakan alat untuk melekatkan cairan malam/lilin pada kain, bahan utamanya berupa tembaga.
Plat tembaga dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk motif batik sesuai yang diinginkan.
Canting cap umumnya berukuran 20 cm x 20 cm, terdiri dari 3 bagian yaitu:
Canting cap memiliki 3 bagian yaitu:
Bagian Muka
Merupakan bagian canting cap yang berupa susunan plat tembaga yang dibuat sedemikian rupa hingga membentuk pola/motif batik.
Bagian Dasar
Merupakan bagian canting cap yang berfungsi untuk menempelkan susunan plat tembaga pola/motif batik.
Bagian Tangkai
Merupakan bagian canting cap yang berupa berfungsi sebagai pegangan.
Canting cap batik dibuat oleh pengrajin khusus, yang biasanya dapat ditemui pada daerah-daerah industri batik yang masif.
Harganya canting cap bisa bervariasi, tergantung dari ukuran dan kerumitan dalam pembuatan motif batiknya. Semakin rumit tentu semakin membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatannya.
Kompor
Merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan malam, sekaligus menjaga malam selalu dalam keadaan cair agar tidak menggumpal.
Loyang
Loyang biasanya terbuat dari tembaga, digunakan sebagai tempat untuk memanaskan malam.
Loyang juga digunakan sebagai tempat cairan malam yang telah dipanaskan.
Bak Celup/Drum
Digunakan pada proses pelorodan/nglorod, yaitu untuk menghilangkan malam/lilin yang menempel pada kain.
Alat Tambahan
Selain alat-alat yang telah disebutkan di atas, dalam proses produksi batik cap juga memerlukan alat tambahan seperti ember, waskom, sarung tangan, dan sebagainya.
Bahan-Bahan Pembuatan Batik Cap
Kain Mori
Merupakan kain berwarna putih, biasanya terbuat dari bahan katun, polyester, rayon, dan sutra.
Malam/Lilin
Cairan malam atau lilin yang telah dipanaskan digunakan untuk pengecapan kain, berfungsi sebagai perintang dalam membuat motif pada kain.
Pewarna Batik
Digunakan untuk mewarnai kain batik, pewarna batik ada 2 macam yaitu alami dan sintetis.
Pewarna batik alami biasanya terbuat kayu, daun, atau buah dari berbagai tanaman, seperti kunyit, indigofera, kulit buah jalawe, daun teh, secang, bawang merah, sabut kelapa, kulit manggis, daun mangga, kulit soga, mengkudu, dan sebagainya.
Pewarna batik sintetis biasanya berupa zat warna napthol, indigosol, remasol, rapid, dan direk.
Air
Digunakan untuk pada proses pewarnaan, pelorodan, dan pencucian.
Soda Ash
Digunakan dalam pelorodan, untuk memudahkan proses pelepasan malam/lilin pada kain juga sebagai pengunci/penguat warna.
Langkah-Langkah Membuat Batik Cap
Pengecapan
Pengecapan merupakan proses melekatkan malam/lin pada kain menggunakan chanting cap.
Siapkan meja cap, kemudian lapisi permukaannya menggunakan bantalan.
Letakkan malam ke dalam loyang, kemudian panaskan menggunakan kompor hingga meleleh. Pastikan kompor selalu menyala, agar malam tidak membeku.
Celupkan canting cap ke dalam cairan malam, kira-kira sedalam 1 cm. Kibas-kibaskan malam, agar tidak terlalu banyak cairan malam yang menempel pada canting cap.
Setelah itu, tempelkan canting cap pada kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan.
Foto: Agto Nugroho on Unsplash |
Tekan canting cap agar cairan malam dapat menempel dan meresap sempurna pada pori-pori kain.
Celupkan kembali canting cap ke dalam loyang yang berisi cairan malam, lalu kibas-kibaskan dan tempelkan pada kain untuk meneruskan pola yang telah dibuat lebih dulu.
Ulangi lagi hingga pola batik terbentuk sesuai dengan yang diinginkan.
Pewarnaan
Proses pewarnaan dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemberian cairan malam pada kain mori polos.
Jika ingin memberi warna terlebih dahulu, biasanya warna yang dipilih adalah warna muda.
Pada kain yang telah diberi cairan malam, pastikan cap sudah mengering sebelum kain diberi warna.
Untuk memberi warna, celupkan kain mori ke dalam wadah yang telah diberi cairan pewarna. Pastikan keseluruhan kain tercelup dan terkena pewarna.
Pada tahap pewarnaan ini, kain yang telah diberi malam tidak akan terkena warna. Jadi nantinya ketika malam yang melekat pada kain telah dihilangkan maka akan ada warna berbeda, yaitu warna yang tertutupi cairan malam dan warna hasil dari tahap pewarnaan.
Pelorodan
Pelorodan (nglorod) merupakan proses penghilangan malam/lilin pada kain batik dengan cara merebus kain pada wadah seperti drum misalnya.
Untuk menghilangkan malam/lilin pada kain batik, tuang air ke dalam wadah seperti drum misalnya.
Panaskan air menggunakan kompor atau tungku hingga mendidih, celupkan kain pada air mendidih dan aduk hingga malam terurai dari kain.
Setelah itu tiriskan di atas drum, dan biarkan air panas menetes ke dalam drum. Setelah itu, tuang soda ash ke dalam drum lalu celupkan kembali kain batik.
Jadi pada proses pelorodan ini, perebusan kain batik dilakukan dua kali yaitu rebusan pertama tanpa soda ash sedangkan rebusan kedua ditambah soda ash.
Selain berfungsi sebagai pengunci/penguat warna pada kain batik, soda ash berguna dalam proses pelorodan malam/lilin yaitu mencegah lilin menempel kembali pada kain.
Lalu berapa banyak soda ash yang diperlukan?
Untuk air 20 liter, kira-kira membutuhkan soda ash sekitar setengah kilogram.
Pada tahap rebusan yang kedua, caranya sama dengan yang pertama yaitu celupkan kain pada drum berisi air bekas pelorotan pertama yang telah dicampur soda ash.
Untuk mendapatkan hasil pelorodan yang baik maka saat mengangkat kain dari rebusan kedua ini usahakan kain terbuka atau direntangkan, tidak kusut atau nyelempit.
Pencucian
Setelah tahap pelorodan dilakukan, selanjutnya kain hasil lorodan dicuci menggunakan air bersih sebanyak 2 atau 3 kali.
Pada tahap pencucian ini, pastikan tidak ada lagi malam/lilin yang menempel pada kain. Jika masih ada, maka kain batik direbus kembali untuk meluruhkan malam/lilin.
Setelah dicuci dan dipastikan tidak ada lagi malam/lilin yang menempel, kain dijemur untuk mengeringkannya.
Selesai
Pembuatan batik cap telah rampung, kain batik siap digunakan.
Jika ingin memberi warna yang lain (kombinasi warna), maka proses pembuatan batik cap diulang kembali mulai dari pengecapan kain.
Itulah alat, bahan, dan cara pembuatan batik cap.
Semoga bermanfaat...
Sumber:
Image cover: Agto Nugroho on Unsplash
https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Cap
https://www.bahankain.com/2021/01/29/cara-membuat-batik-cap-yang-praktis
https://goresancanting.blogspot.com/2016/03/langkah-langkah-pada-proses-pembuatan.html
https://m.liputan6.com/lifestyle/read/3692941/menilik-pewarna-pewarna-alami-batik-apa-saja
https://www.infobatik.com/mengenal-pewarnaan-batik/
https://fitinline.com/article/read/15-jenis-bahan-pewarna-alami-dan-sintetis-yang-biasa-dipakai-pada-proses-pembuatan-batik/
https://www.batikmerang.online/2017/12/cara-mudah-melorod-kain-batik.html
https://www.batikmerang.online/2017/11/fungsi-soda-ash-dalam-pewarnaan-batik.html
Gabung dalam percakapan